Sungai Laban Desa Bungkanel Punya Cerita

Setiap tempat memiliki cerita dan kenangan masing-masing bagi setiap orang. Entah cerita yang membahagiakan dan tidak terlupakan, maupun cerita yang jika mengingatnya akan memberikan percikan airmata. Tidak terkecuali dengan tempat-tempat tertentu dikampung halaman bagi perantau. Tidak hanya untuk perantau, beberapa tempat tertentu juga bisa menjadi ikon dari sebuah desa tersebut.

Salah satu tempat bersejarah yang memiliki banyak cerita adalah sungai didesa Bungkanel, yang sering disebut dengan “kali Laban”. Sungai yang cukup besar ini membentang dari beberapa desa disekitar Bungkanel diantaranya Ponjen, Brakas, dan beberapa desa lainnya dikecamatan Karanganyar. Tidak seperti sungai-sungai diperkotaan yang penuh dengan sampah, sungai ini bersih dari limbah maupun sampah. Sungai Laban ini juga menjadi salah satu ikon desa Bungkanel, karena lokasinya yang menjadi akses jalan menuju salah satu dusun didesa Bungkanel yaitu Sembungrugul, dengan melewati jembatan yang cukup besar diatas sungai ini serta tanjakan yang cukup curam. Suasana asri khas pedesaan serta bukit hijau dan sawah yang mengelilingi sungai menambah keindahan suasana disekitar sungai ini. Maka tidak heran, banyak muda mudi yang berkumpul disekitar sungai untuk menikmati susasana sore hari atau sekedar mengambil foto sawah dan perbukitan. Tidak hanya sore hari, saat pagi hari pun suasana disungai laban ini menjadi pilihan para warga untuk melakukan jogging maupun bersepeda dan olahraga ringan lainnya karena udaranya yang sangat segar dan bersih tanpa polusi. Aliran sungainya pun masih cukup besar walaupun saat musim kemarau. Masih bisa digunakan para warga untuk mencuci pakaian dan memenuhi kebutuhan air saat musim kemarau seperti ini. Setiap harinya, sungai ini tidak pernah sepi oleh para pencari ikan. Dari pagi hingga sore menjelang malam, selalu ada warga yang memancing ikan disekitar sungai.


Yang lebih menarik dari sungai laban adalah, ia memiliki banyak sekali cerita untuk pemuda dan pemudi yang lahir pada tahun 2000 kebawah. Sungai ini menjadi objek wisata gratis pada masa kecil mereka. Mulai dari berenang disungai, atau lebih populer pada masa itu dengan nama “ciblon”, perosotan dengan memanfaatkan wadas dialiran sungai, mencari ikan-ikan kecil tanpa pancing, dan kegiatan yang sangat menyenangkan lainnya pada masa itu yang tidak bisa dilakukan lagi oleh anak-anak kecil pada zaman sekarang. Memang keadaan sungai pun sudah sedikit berubah, dengan aliran sungai yang tentunya lebih kecil daripada dulu, tidak bisa untuk ciblon apalagi perosotan, serta perubahan zaman yang semakin maju, segala hal digantikan oleh gadget. Namun patut kita syukuri, karena sungai yang desa kita miliki ini masih dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari dan masih memberikan keindahan alam serta udara yang sehat.

Tuhan memberikan keindahan alam dengan berbagai manfaat didalamya. Air yang mengalir untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga, untuk mencuci, mengairi sawah. menghidupkan ikan didalamya untuk kita makan sebagai manfaatnya agar bisa bertahan hidup, udara yang segar untuk kita hirup, bahkan bebatuan yang disungai dapat kita manfaatkan untuk kebutuhan manusia. Serta masih banyak sekali manfaat yang dapat kita gunakan untuk menghidupi kebutuhan kita didunia dari sandang, pangan, dan papa. Alangkah baiknya kita tidak lupa untuk bersyukur dan menjaga apapun yang telah disediakan oleh Allah untuk kita.

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer